Bagaimanapun juga, fans The Foxes di Indonesia berharap tim kesayangan mereka tetap memberi apresiasi khusus terhadap pelatih asal Italia tersebut.
Sembilan bulan Setelah memberikan gelar Liga Primer Inggris perdana kepada LeicesterCity, Claudio Ranieri harus di pecat karena rentetan hasil buruk yang didapat sepanjang musim ini. Namun, pantaskah pelatih asal Italia itu dipecat?
Kami [Foxes Indonesia] menilai pemecatan Ranieri merupakan hal yang normal dalam ranah sepakbola modern. Terlebih lagi saat ini The Foxes sedang berjuang di zona degradasi kasta tertinggi sepakbola Inggris.
Di satu sisi, Ranieri tidak mengubah sama sekali gaya permainan maupun taktik anak asuhnya, dan lebih parahnya lagi, hingga saat ini Leicester belum mampu mencetak gol ke gawang lawan di EPL sejak pergantian tahun.
Leicester masih mengandalkan dua sisi sayap dalam menyerang, namun kedua sektor tersebut amat sangat kurang mendapatkan suplai bola dari pemain lini tengah. Inilah yang membuat Riyad
Mahrez dan Jamie Vardy minim gol musim ini.
Bila peforma tim di atas lapanganterus merosot maka sektor bisnis juga akan mengalami kerugian. Para investor maupun Sponsor menuntut kepada manajemen untuk melakukan perubahan. Pada akhirnya para petinggi memutuskan untuk memberikan suasana baru di ruang ganti tim.
Lupakan loyalitas di Ranah Industri, sepakbola Industri lebih kejam. Terima kasih Ranieri atas tahun-tahun yang luar biasa, Kami harap Leicester mau mengganti nama stadion dengan namamu ataupun mendirikan patung di depan stadion.
Come On Leicester!
Opini di atas ditulis oleh Fachrulrozi Iriansyah dari fanbase Leicester City di Indonesia. Ingin tahu lebih lanjut tentang mereka? Silahkan kunjungi akun media sosial mereka berikut ini:
Twitter: https://twitter.com/LCFC_Indonesia |
0 komentar:
Posting Komentar